SPI Dorong Penguatan Manajemen Risiko Menuju Zona Integritas di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Satuan Pengawasan Internal (SPI) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta menyelenggarakan kegiatan In-House Training Manajemen Risiko dengan tema “Penguatan Manajemen Risiko Menuju Zona Integritas Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK)” pada Selasa, 22 Oktober 2025. Kegiatan ini berlangsung di Ruang Pertemuan Lantai 1 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Kegiatan diawali dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan Himne UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, kemudian dilanjutkan dengan penyampaian sambutan. Dalam sambutannya, Dekan FITK, Prof. Dr. Sigit Purnama, S.Pd.I., M.Pd., menekankan pentingnya penerapan manajemen risiko di lingkungan fakultas sebagai upaya memperkuat tata kelola yang baik. Sementara itu, Wakil Rektor Bidang II, Dr. Muhammad Sodik, S.Sos., M.Si., menyoroti pentingnya membangun mindset kesiapsiagaan dan budaya sadar risiko di lingkungan kerja untuk menciptakan organisasi yang tangguh dan adaptif terhadap berbagai potensi risiko.
Kegiatan ini menghadirkan narasumber Kepala Subdirektorat Manajemen Risiko Universitas Indonesia, Rusli Fauzan, S.E., M.S.M., QRMP, yang memaparkan pengalaman Universitas Indonesia dalam penerapan manajemen risiko. Ia menjelaskan bahwa implementasi manajemen risiko di UI telah melalui beberapa tahap sejak tahun 2016 hingga kini memasuki fase evaluasi tingkat kematangan risiko. Menurutnya, strategi penerapan manajemen risiko dapat dilakukan melalui membangun komitmen manajemen, menciptakan budaya risiko, menerapkan dan mengkomunikasikan secara konsisten serta berkesinambungan, mengembangkan kompetensi, serta mengembangkan struktur organisasi..jpeg)
Lebih lanjut, Rusli mengungkapkan sejumlah tantangan dalam membangun budaya risiko, di antaranya perubahan struktur organisasi yang cukup cepat sehingga proses bisnis belum sepenuhnya mapan, adanya budaya silo yang memperlambat respons terhadap kebutuhan internal dan eksternal, serta pengelolaan sumber daya manusia yang belum optimal. Ia menegaskan bahwa penerapan manajemen risiko yang efektif memerlukan dukungan seluruh unsur organisasi secara berkelanjutan dan terintegrasi.
Sesi tanya jawab berlangsung interaktif dengan berbagai pertanyaan dari peserta terkait penerapan manajemen risiko dan kaitannya dengan pembangunan Zona Integritas. Dalam penutupannya, moderator menyampaikan bahwa kegiatan ini menjadi langkah awal dalam memperkuat budaya sadar risiko di lingkungan FITK sebagai bagian dari komitmen menuju Zona Integritas. Melalui pelatihan ini, diharapkan seluruh civitas akademika semakin memahami pentingnya manajemen risiko dalam mendukung tata kelola yang transparan, akuntabel, dan berintegritas di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
- Fai & Zaki